SATUMAKNA.ID – Keberadaan Operator Wanita di dunia tambang bukan hal yang baru lagi. Sudah banyak wanita tangguh berkiprah, meskipun masih dipersepsikan sebagai pekerjaan laki-laki.
Di tambang batubara terbuka PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, tak sulit menemukan Operator Wanita. Jumlahnya lumayan banyak, mencapai ratusan Operator wanita, mencolok diantara ribuan Operator alat berat KPC.
Apakah sulit menjadi Operator wanita di tambang KPC?. Tiga orang Operator wanita yang berhasil diwawancarai satumakna.id mengaku tak sulit menjadi Operator dan bahkan mereka sangat menikmati pekerjaan tersebut.
Pasalnya, sebelum terjun ke lapangan mengendalikan dump truck raksasa jenis Hitachi EH5000 berkapasitas sekitar 290 ton, mereka dilatih terlebih dahulu dalam Program Operator Training oleh para Trainer handal di KPC.

Baca juga: Target Produksi 78 Juta Ton, BUMI Andalkan Produksi Batubara KPC
PAMA Lunching Hybrid LTE Network On Open Pit Mining Dan Go Life Ewacspro di Tambang Milik KPC
“Pengalaman saya selama 14 tahun menjadi Operator, tidak sulit mengendalikan dump truck besar di KPC ini. Karena sebelum terjun ke lapangan, kami ditraining dulu. Saya diterima tahun 2008 dalam Program Operator Training” kata Mei Hasari (32), wanita kelahiran Sangatta, tahun 1991.
Selain skill menjadi Operator, menurut Mei, mereka juga ditempa masalah disiplin dan mental untuk menjadi karyawan unggul. “Saat training, kami belajar seminggu teori, selanjutnya basic mentality menjadi karyawan tambang dan tiga minggu training lapangan,” kata Mei.
Mei merasa bangga telah menjadi bagian dari KPC. Pendapatan besar yang dia peroleh sebagai karyawan, telah menjadikan dia sebagai tulang punggung keluarga.
“Saya bangga kerja di KPC karena bisa menjadi tulang punggung keluarga. Saat ini bisa membiayai kuliah adik saya dan alhamdulillah telah lulus menjadi Sarjana. Satunya adik ketiga, dibiayai kursus mekanik dan alhamdulillah sudah bekerja juga di lingkungan KPC,” aku Mei.

Baca juga: Gubernur Kaltim Isran Noor Apresiasi Kontribusi KPC Bidang Peternakan Sapi
14 Ribu Hektar Lahan Bekas Tambang Terbuka KPC Telah Direklamasi
Seperti halnya Mei, Operator wanita KPC lainnya Mega Wahyu Utami (20), mengaku sangat bangga bisa menjadi Operator dan mengemudikan salah satu dump truck terbesar yang ada di dunia.
Untuk jenis Euclid Hitachi EH5000, butuh sekitar 20 langkah memanjat naik, baru bisa mencapai cabin (kursi supir). Dimensi besar dan menantang inilah yang paling disukai Mega.
“Saya tipe wanita yang menyukai tantangan mas. Mengendalikan dump truck besar di KPC ini, menurut saya sangat menantang. Saya suka sekali dan saya merasa bangga bisa diterima menjadi Operator wanita di KPC,” kata Mega.
Hal yang sama diutarakan Operator wanita KPC lainnya, Mira Primatya (25). Menjadi Operator memang merupakan cita-cita Mira sejak kecil, karena ayahnya juga seorang Operator alat berat KPC.
“Pertama cita-cita jadi operator karena sang ayah dulu operator KPC. Begitu diterima menjadi Operator wanita KPC, saya merasa senang dan bangga,” kata Mira.

Keberadaan Operator wanita di KPC, bukanlah masalah. Sebab perusahaan telah membangun lingkungan kerja yang kondusif bagi semua orang, termasuk wanita. Audit HAM juga dilakukan secara rutin untuk memastikan, perusahaan sudah memenuhi ketentuan tentang pekerja perempuan, penyandang disabilitas dan aspek-aspek HAM lainnya.(*)






