SANGATTA, SATUMAKNA.ID – Hasil ujicoba pengembangan padi berbagai varietas di lahan paska tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC), berhasil. Padi yang ditanam, di lokasi Telaga Batu Arang (TBA), pada September 2025 lalu, telah dipanen, Selasa (16/12/2025). Ujicoba memanfaatkan lahan paska tambang TBA seluas 2.700 meter persegi.
“Alhamdulillah kita berhasil ujicoba pengembangan padi di lahan paska tambang. Berarti ini memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut di area bekas tambang,” kata Wawan Setiawan, GM External Affairs and Sustainable Development.
Ujicoba itu menurut Wawan merupakan bagian dari upaya KPC untuk menjadikan lahan bekas tambang menjadi area yang produktif. Selain padi, sebelumnya telah dilakukan pengembangan jagung bersama Polres Kutai Timur.
Pada ujicoba kali ini, KPC bekerjasama dengan kontraktor perusahaan, PT Daya Mitra Multipratama (DMM). Ujicoba ini telah dilaporkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur dan pasalnya mendapat apresiasi yang baik dari pemerintah.

Kepala Proyek Ujicoba Penanaman Padi, Adimudia Wardana, menjelaskan ada lima varietas padi yang diuji di TBA. Tiga diantaranya varietas unggul dan dua lainnya varietas lokal. Varietas unggul, yakni Inpago 8, Inpago 13 dan Inpago Unsud. Sementara varietas lokal terdiri dari Mayas dan Sereh Wangi.
“Untuk panen perdana saat ini berasal dari varietas Inpago 13 yang menggunakan perlakuan khusus berupa penambahan hormon,” ujar Adi Mudia.
Wardana menambahkan, varietas Inpago 8 diperkirakan akan panen sekitar dua minggu ke depan, sedangkan Inpago Unsud sekitar tiga minggu. Sementara varietas lokal diproyeksikan panen lebih cepat dari masa tanam normal enam bulan.
Selain di area TBA, uji coba serupa juga dilakukan di lahan STIPER dengan luas sekitar 6.700 meter persegi. Ujicoba ini bertujuan untuk menemukan varietas, formula, dan dosis perlakuan yang paling sesuai dengan karakter tanah paska tambang di Kalimantan Timur.
Menurut Adi Mudia, pengolahan lahan menjadi faktor kunci keberhasilan. “Tanah harus dibajak dan dirotari agar gembur, kemudian dilakukan peningkatan pH tanah, pemberian kompos, serta pupuk anorganik. Perlakuan ini penting agar tanaman dapat tumbuh optimal,” jelasnya.
Nanang Supriyadi, Manager External Relation berharap, hasil ujicoba ini dapat menjadi contoh bagi petani lokal dalam memanfaatkan lahan kering maupun lahan paska tambang. “Kami ingin membuktikan bahwa lahan paska tambang bukan lahan bermasalah. Dengan perlakuan yang tepat, padi varietas unggul dapat tumbuh, berbuah, dan memberikan hasil yang maksimal,” kata Nanang.
Ke depan, hasil uji coba ini diharapkan dapat segera diadopsi lebih luas dengan dukungan pemerintah daerah, sehingga lahan-lahan yang sebelumnya tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di Kalimantan Timur.(*)






